Senin, 25 Juli 2011

Bakat Yang Terisolasi

Aku terpaku menatap mading sekolah. Membaca selembar kertas yang terlihat baru di tempel.


Hai adik-adik ! bagi kaliam yang mempunyai bakat seni, khususnya tarik suara.
Ayo buruan daftarkan diri kamu di Song Festival.
Berminat Hub. Firman 081211234567


Aku tersenyum dan aku ingat salah satu temanku yang , ya berbakat di bidang ini. Aku berlari meninggalka mading menuju kelas temanku.


X.4
Aku berhenti di pintu X.4
"Ada Vira gak ?" tanyaku pada siapa saja yang mendengarku . syukur-syukur Vira yang mendengar.
"Vira di panggil Meina" seorang cowok tak terlalu tinggi memberi tahu Vira akan keberadaanku. 


Aku melihatnya sedang asik dengan telepon selulernya. Setelah dipanggil Andri -cowok tadi- Vira menghampiriku. 


"Ada apa?" tanyanya
Tanpa basa-basi aku segera menarik pergelangan tangan kanannya, dan menarik dia.
"Kenapa sih?" tanyanya lagi dia terlihat bingung da mungkin sedikit sebel
"Udah nanti juga tau ko" kataku sambil tetap menarik dia menuju mading.


-Mading-
Aku menunjukan selembar kertas padanya yang tertempel di mading. Dia membaca dengan seksama.
"Lo mau ikut ini Mei?" tanyanya polos
"Gue? Ya elo lah !!" kataku sembari menempelkan telunjuk kananku di hidungnya
"Ih !" Dia menurunkan telunjukku. Vira diam sejenak, kini dia menunduk tak memandang ke arah mading lagi. Dia menghela nafas panjang "Percuma gue ikut ini Meina. Gak bakal menang gue!" katanya lirih. Dia duduk di kursi dan membelakangi mading.


Aku duduk di sampingnya merangkul pundaknya. "Lo ga boleh ngomong gitu sih!" kataku mencoba memberi semangat padanya


"Percaya sama gue Mei. Gue cuman buang-buang waktu gue, tenaga gue, pikiran gue, bahkan duit orang tua gue." dia menatapku. Terlihat raut sedih di wajahnya. Dia menggit bibir bagian bawah, sepertinya menahan tangis.
"Ayolah sekali lagi" paksaku
"Ngga Mei, gak bisa!" Vira beranjak dari duduknya "Udah cukup Mei, gue sakit! Apalagi dengan kejadian festival kemaren. Lo liat sendirikan dengan mata kepala lo ? Kecurigaan gue selama ini emang udah kebongkar. Dia benci sama gue. Dia ga mau kalau gue jadi saingan dia. Dia selalu menjatuhkan gue apapun caranya. Dia ga pernah puas ngeliat gue sedih. Dia ga mau kalau gue seneng sedikitpun. Orang tuanya rela ngeluarin uang lebih buat anaknya. Gue ? Uang dari mana Mei ? Gue cuman ngandelin bakat gue. Gue pengen bermain sportif. Bukan hanya di sebuah pertandingan, tapi gue hidup pengen sportif." terdengar nada kecewa bercampur sebal. "Emang gue gak kayak dia. Gue bukan dari keluarga berada" kini dia duduk leas dan meneteskan bola-bola kecil dari matanya.


Memang iya, saat 3 bulan yang lalu. Kecurigaan Vira terbongkar sudah. Saat Vira mengikuti kontes menyanyi. Aku mendengar harusnya Vira yang juara, tapi ya ....


****
Flash Back


Aku, Vira, dan Rio sedang berada di dalam gedung. Pukul 10.00 WIB acara akan dimulai.
"Gue taku ga da--"
"Optimis dong Vir!" potong Rio. Rio juga temanku dan teman Vira
"Yo Vir! Asal lo udah menampilkan sebisa lo. Gue yakin lo bisa ! You can do it Vira!!!" aku memberi dia semangat. Aku tau dia gaj yakin dengan kontes ini. Apalagi Syeira -orang yang selalu menjadi musuh bebuyutan Vira yg takan pernah terkalahkan- mengikuti kontes ini juga.


30 menit acara sudah dimulai.
"Oke guys! Sekarang Iman minta perhatiannya. Buat para peserta silahkan duduk di kursi sebelah kanan panggung. Sesuai dengan nomor urut Ok!" MC berjas hitam berbicara di atas stage.


"Gue kesana!" kata Vira
"Bismillah Vira!" kataku dan Rio berbarengan
Vira tersenyum pada kami. Dan dia pergi menuju tempat yang telah di sediakan panitia.
Hari itu Vira terlihat beda. Cewek tomboy ini berunah drastis, dia cantik mengenakan baju ungu dan bando hitam berbulu warna ungu, pemberian Rio.


Peserta demi peserta dipanggil ke atas stage oleh MC. Dan kini giliran Nomor peserta 11 itu Syeira.


"Ok guys. Kita tampilkan Syeira Alfanita with Unbreak My Heart" MC cewek yang mengenakan baju merah mempersilahkan Syeira.


Syeira menyanyi dengan bagus, tapi terdengar sedikit fals saat awal masuk.


" Un-Break My heart Say you love me again --- "


"Ini musuh si Vira?" tanya Rio
"Iya. Menerut lo gimana ? lo kan sedikit ngerti sama musik noh" kataku menyunggingkan bibirku
"Lumayan. Tapi dia suaranya kayak yang seriosa. Gue gak suka. Lebih mending suara tadi yang nomor 5. Ini mah kaga ada apa-apanya" bisiknya
"Iya tp ada apa-apanya di kantong bonyoknya. Haha" kataku geli
"Lu mah !!" Rio pun ikut tertawa.


Dan Syeirapun selesai menyanyikan lagunya.


" Thank's to Syeira. Ok !! Next , kita panggilkan nomor urut 12. Alvira Zahranisya Farhani. Give applause" kini MC berjas hitam yang berbicara.


Terlihat vira meniti menaiki tangga stage.
"Oke Vira. You can do it" batinku yang ikut-ikutan gugup


" Alvira. Akan membawakan sebuah lagu dari Destiny Child. Dan inilah Alvira dengan Stand Up For love"


There are times I find it's hard to sleep at night
We are living through such troubled times
And every child that reaches out for someone to hold
For one moment they become my own

And how can I pretend that I don't know
what's going on?
When every second, and every minute another soul is gone?
And I believe
that in my life I will see
an end to hopelessness,
of giving up,
of suffering

If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up and hear me sing
Stand Up for love.


Im inspired and hopeful each and everyday
thats how I know that things are gonna change.

So how can I pretend that I don't know
what's going on? When every second of every minute another soul is gone

And I believe that in my life I will see
An end to hopelessness,
of giving up,
of suffering




If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up for love



And it all starts right here
And starts right now
One person stands up and the rest will follow
For all the forgotten, for all the unloved
I'm gonna sing this song

And I believe
that in my life I will see
an end to hopelessness,
of giving up,
of suffering


If we all stand together this one time
Then no one will get left behind
Stand up for life
Stand up and sing, yea!
Stand up for love
for love



"Gila Vira! Gue sampe nagis" kata Rio da menghapus air matanya

"Wow! merinding .. kalau dia ga masuk 3 besar terlalu aja !!" kataku bersemangat
Aku yakin sangat amatt yakan Vira dapet 3 besar .. terbukti saat vira selesai semua orang yang ada di gedung memberi tepuk tangan yg meriah buat dia


***


Saat menunggu juri yang sedang merapat di suatu tempat. Aku, Rio, dan Vira mengunjungi rumah makan terdekat. Ya jujur saja perutku keroncongan . HAHAHA


" Vira, anter gue ke toilet yu!" kataku yang sudah kebelet
"HAHA kebelet lo? Iya yu"


***
Setelah selesai aku menghampiri Vira yang sedang ada di luar.
"Ayo!" Ajakku padanya
"Bentar, liat itu orang yang pake jas item dasi merah itu?" dia menunjuk pada seorang lelaki yang berada di pojok rumah makan tak jauh dari tempat dimana aku berdiri
"itu Juri tadikan ?" lataku yang baru ngeh
"Ada yang ga beres Mei, kita samperin. Tapi jangan terlalu deket" ajaknya


Aku dan Vira mencoba mendekati orang tersebut


" Oke Pak, saya ingin bersih Pak!" kata orang berdasi merah
"Ok, kalau mau anda seperti itu. Saya cuman minta anak saya Syeira menjadi juara pertama!" kata seseorang yang tak terlihat oleh Vira dan aku "Semua juri sudah mengiyakan kecuali ANDA!" kini nadanya sedikit mengancam
"Saya tidak bisa Pak. Saya harus akui suara anak bapak tak terlalu. Saya sudah memegang nama yang bakal saya loloskan di 3 besar." kini lelaki berdasi itu berbicara dengan nada meninggi.


Hening sejenak diantara mereka.


" Saya tau! pasti di daftar anda ada nama Vira kan ? HAH? Apa bagusnya dia ? Masih mending anak saya. Dari penampilan juga OK !" kini lelaki itu -ayah Syeira- menampakan dirinya dan bisa terlihat olehku dan Vira "Kalau anda menolak, saya tak segan-segan tak akan meluluskan anak anda di mata pelajaran saya! Dan saya bakal menjamin anak anda -kalau dia pindah- tak akan di terima di SMA negeri di Kota ini! Saya bisa jamin itu" kini dia benar-benar mengancam.


Suasana disana kembali hening.


"Jadi keputusan Anda? Anda mau menerima ini ? dan meloloskan anak saya?" tanyanya "Oh iya! dan jangan pernah anda loloskan anak yang bernama VIRA!" katanya mengancam


"I...iya pak" katanya gagap dan setengah hati




Aku melihat Vira menunduk. Aku tahu Vira sangat amat terpukul
"Udah pasti endingnya ga enak buat gue!" katanya lesu "kita balik aja ga usah nunggu pengumuman. dan makan!" sambungnya sambil berlalu meninggalkanku
"Ta-tapi Vir-" Vira tak mendengarkanku dan aku menyusulnya menuju meja Rio


***


" Kenapa lo?" tanya Rio
" Eh makanannya minta dibungkus gitu ! cepetan nanti makannya di mobil lo aja!" kataku 
"Lo blm jawab?" kata Rio pada Vira
"Lo ikutin apa kata si Mei aja lah!" katanya lesu dia mengambil tasnya dan pergi. Aku hanya mengikutinya dari belakang


***


"Nih gue udah bungkusin!" kata Rio masuk dalam mobil "Nanti kita ke gedung lagi. sebentar lagi pengumuman" katanya polos
"Gak usah! Gue udah tau, kalau gue gak akan menang tuh!" kata Vira mencoba menjaga nadanya tetap datar
"HAH? lo ga boleh ngomong gitu!" kekeh Rio
" lo ga percaya? Tanyain Mei" katanya sembari melihat ke arahku..
Aku diam menarik nafas panjang "Iya" kataku pendek
"HAH ? Kenapa bisa ?? gue gak percaya!" katanya geleng-geleng
"LO HARUS PERCAYA !" emosi Vira memuncak dan dia tak kuasa lagi untuk menahan air matanya, seraya dia memelukku. Aku membalas pelukan dia. Perih sangat amat perih Vira harus menerima kenyataanya
"Ngga Vir, gak mungkin! Ayolah Vir!" Rio kekeh
"RIO! ini nyata! Vira ga bisa dapet apa yang dia inginkan. Dia kalah sama Syeira!" kataku menyentak.


Rio hanya diam, Vira terisak dan masih dalam pelukanku.
"Udahlah mungkin ini udah takdir gue. Tapi gue udah seneng. Mungkin gue bukan juara bagi para juri. Tapi gue yakin gue udah juara ko. Terbukti saat gue selesai nyanyi semua berdiri dan ngasih gue tepuk tangan yang meriah. Gue udah seneng. Thank's buat kalian ya" katanya yang telah terlepas dari pelukanku. Dan dia mencoba untuk bangkit


"Vira bagi gue. LO PEMENANGNYA" kata Rio sembari menghapus air mata Vira
" Dan bagi gue, Lo bintangnya!" sambungku sembari memeluknya
" TAPI GUE GAK AKAN IKUT LOMBA KAYAK GINI LAGI!" katanya tegas


****


- TET TET - bel masuk berbunyi dan menyadarkanku yang sedari tadi melamun.
" Udah masuk kelas yuk!" ajak Vira
Aku berdiri mengiyakan. Aku dan Vira menuju kelas masing-masing. Vira X-4 aku X-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar